BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Paradigma
keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu
keperawaatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah
dipahami sevara jelas. Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap mengacu pada
konsep paradigma keperawatan secara umum yang merupakan cara pandang dalam
suatu ilmu. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen,di antaranya
manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
Anak
Dalam
keperawatan anak,yang menjadi individu (klien)dalam hal ini adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dangan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,psokologis,sosial,dan
spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang di mulai daribayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbahan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun)
usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja
(11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat
latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan
dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik,kognitif,konsep diri. Pola koping dan perilaku sosial.
Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami
perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku sosial pada
anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain,dengan
orang banyak dengan menunjukkan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut sudah
mulai menunjukkan terbentuknya perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan
usia. Perubahan perilaku sosial juga dapat juga dapat berubah sesuai dengan
lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan
kelompoknya yaitu anak-anak.
Sehat
– Sakit
Rentang
sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan
keperawatan pada anak,adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan
yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis,dan
meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,seperti
apabila anak berada pada rentang sehat,maka upaya perawat untuk meningkatkan
derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik,sosial maupun
spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau
meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga.
Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik
fisik,mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan
(WHO,1974) yang memiliki ciri sebagai berikut : memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian individu sebagai manusia,memiliki pandangan terhadap
sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal dan
memiliki hidup yang kreatif dan produktif.
Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud
adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan
status kesehatan anak,seperti keturunan, jenis kelamin, emosi, dan lain-lain.
Contoh lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan status
kesehatan, seperti pada anak yang lahir dengan memiliki kasus penyakit bawaan
maka kemudian hari akan terjadi perubahan
status kesehatan cenderung mudah sakit. Kemudian contoh faktor lingkungan
eksternal yang berperan dalam status kesehatan anak adalah gizi anak,peran
orang tua,saudara,teman sebaya atau masyarakat yang berbeda dalam lingkungan
tersebut juga memiliki potensi untuk mempengaruhi status kesehatan anak seperti
apabila lingkungan anak tidak ada dukungan untuk berkembang selalu
tertekan,dibiarkan tanpa kontrol yang jelas,tidak aman dan tanpa adanya kasih
sayang,maka status kesehatan anak tidak akan mencapai tingkat kesejahteraan,
dan bahkan anak cenderung mudah terjadi sakit.
Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan pekembangan secara optimal
dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan,pendidikan kesehata, dan
upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak.
Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara
langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif, dan dalam keperawatan anak keluarga
sngat berperan dalam menentukan keberhasilamn asuhan keperawatan, di samping
keluarga sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perlindungananak dan
dan mempunyai peran untuk memenuhi kebutuhan anak, keluarga juga mempunyai peran
seperti peran untuk memenuhi kebutuhan anak, keluarga juga mempunyai peran
seperti peran dalam mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan
anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan yang lebih baik,
melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (wong, 1995).
A. Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Keperawatan umumnya dan
untuk mengetahui isu etik dan tata cara perawatan anak khususnya sesuai standar
profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Etik
adalah prinsip atau standar yang mengharuskan suatu tindakan yang dilakukan
dengan tepat. ( Perry dan Potter, 2005 )
Ketika
seorang anak masuk rumah sakit, perawat mungkin terlibat dalam prosedur
penerimaan anak. Perawat akan mengambil riwayat kesehatan dan social mengenai
anak tersebut dari orang tua. Informasi yang dikumpulkan meliputi : nama kecil
anak, usia, dan nama saudara saudaranya, apa yang disukai dan apa yang tidak
disukai anak, dan rutinitas untuk makan dan tidur. Segala informasi yang akan
mempermudah perawatanm anak diberi tanda. Setelah informasi riwayat selesai,
perawat dapat melanjutkannya dengan prosedu penerimaan.
Lingkup
praktik meruakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
berdasarkan atas kemampuan,tingkat kemampuan yang dimiliki,lingkup ini
dilakukan selama batas keprofesiannya.sedangkan praktik keperawatan itu sendiri
merupakan tindakan mandiri perawat profesional dengan melalui kerja sama secara
kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhn
keperawatan yang diberikan pada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun
atau usia bayi bru lahir sampai 12 tahun (Gartinah,dkk 1999). Dalam memberikan
asuhan keperawatan pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu
kebutuhan untuk tumbuh untuk tumbuh kembang anak seperti asuh,asih,dan asah
(Sularyo,1993).
1. Kebutuhan asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus
dipenuhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat
meliputi kebutuhan akan gizi atau nutrisi,kebutuhan pemberian tindakan
keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit,kebutuhan
perawatan dan pengobatan apabila sakit,kebutuhan akan tempat dan perlindungan
yang layak,kebutuhan higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan yang sehat,
lebutuhan akan pakaian,kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada anak dalam
memberikan asuhan keperawatan pada anak.
2. Kebutuhan asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang
pada anak atau memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan
banyak ditentukan perkembangan psikologis yang termasuk di dalamnya adanya
perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan orang tua atau orang di
sekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan psikososialnya. Terpenuhinya
kebutuhan ini akan meningkatkan ikatan kasih sayang yang erat (bonding) dan terciptanya basic trust (rasa percaya yanng kuat).
3. Kebutuhan asah
Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Pemenuhan kebutuhan asah (stimulasi mental) akan memperbaiki perkembangan anak
sejak dini sehingga perkembangan psikososial kecerdasan,kemandirian dan
kreativitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia pertumbuhan dan
perkembangan.
2.1
Prinsip Prinsip
Keperawatan Anak
Terdapat
prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus memahaminya, mengingat ada
beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Diantara prinsip dalam
asuhan keperawatan anak tersebut :
1.
Anak
bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari
ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang
unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju kematangan.pola
inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi
kemampuan dan kematangannya.
2.
Anak
adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap
perkembangan. Sebagai individu yang unik anak
memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai denagan
usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis
seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur
dan lain lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu
yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis, social, dan spiritual. Hal tersebut
dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak, pada saat yang bersamaan
perlu memandang tingkat kebutuhan khusus yang dialami oleh anak.
3.
Pelayanan
keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkat
derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
Upaya pencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak adalah
generasiu penerus bangsa.
4.
Keperawatan
anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahtaraan anak
sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan
keperawatan anak. Untuk mensejahterakan
anak, keperawatan selalu mengutamakn kepentingan anak. Anak dikatakan
sejahtera berarti anak tidak merasakan gangguan psikologis, seperti rasa cemas,
takut maupun sejenisnya. Mereka selalu menikmati masa masa kecil dengan
penuh kesenangan dan kasih sayang. Kemudian dalam upaya menyejahterakan anak
tersebut, tidak terlepas dari peran keluarga, sehingga dalam perbaikan mutu
keperawatan selalu melibatkan keluarga.
5.
Praktik
keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menkaji,
mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan mengutamakan
proses keperawatan yang sesuai dengan aspek hukum ( legal ).
Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan,
dalam hal ini harus terjadi kesepakatan
antara keluarga, anak dan tim keluarga.
6.
Tujuan
keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan
yang sehat bagi anak dan remaja sebagai biopsikososial dan spiritual dalam
konteks keluarga dan masyarakat. Upaya
kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan lingkungan baik secara
internal maupun eksternal karena kematangan anak sangat ditentukan oleh
lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu maupun anak sebagai bagian dari
masyarakat.
7.
Pada
masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh
kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.
2.3 Filosofi
Keperawatan Anak
Filosofi
keperawatan anak keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan
terhadap trauma ( atraumatic
care ), pengorganisasian pelayanan ( Primary Nursing ), dan manajemen
kasus ( case
management ).
1. Family Centered Care
Yaitu pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus
pada keluarga mencakup kontak dengan anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, melakukan intervensi, meningkatkan kesejahteraan hidup dengan
menggunakan proses keperawatan sesuai dengan aspek moral/etik dan aspek legal/
hukum.
2. Atraumatic
Center
Yaitu
pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada pencegahan terhadap trauma
berorientasi pada upaya-upaya pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan
dan bukan tindakan kuratif.
3. Primary
Nursing
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat
primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap
klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah
sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan
keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu
tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate
nurse).
Tenaga keperawatan profesional
memberi asuhan keperawatan pada 4-5 klien. Bertanggung jawab terhadap kondisi
klien, semua kebutuhan dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Metode
Primary Nursing
Keuntungan
metode primary nursing :
Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
Kerugian metode primary nursing :
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
Kerugian metode primary nursing :
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
4.
Case
Management
Yaitu integrasi layanan
kesehatan untuk klien/pasien secara individu atau kelompok .Team multidisiplin yang tanganggung jawab secara kolaboratif dalam
mengkaji kebutuhan Klien dan
menetapkan Rencana Tindakan,
Implementasi dan evaluasi dari saat Pasien diterima, dirujuk dan atau dipulangkan.
Dalam case management diperlukan :
1. Case manager, untuk menjalankan
fungsi koordinasi dan kolaborasi
2. Critical/Clinical pathway, panduan alur penanganan pasien secara
terintegrasi
Metode case management
2.4 Hak
– hak Anak
Anak adalah karunia tuhan yang tidak bernilai
harganya. Bila suatu keluarga tidak mempunyai anak, maka dalam keluarga
tersebut akan terjadi ketimpangan. Tanpa adanya anak, maka fungsi keluarga
tidak akan berjalan dengan normal. Anak juga merupakan asset bangsa di masa
depan. Kurang perhatiannya hak hak anak dapat memunculkan gagasan terhadap
perkembangan fisik maupun mental, yang tentu saja akan merugikan masa depan
anak tersebut. Untuk itu, Departemen Kesehatan sedang mengembangkan kebijakan
untuk menerapkan paradigm baru dalam pembangunan kesehatan.
Paradigma
sehat yang diartikan sebagai pemikiran dasar sehat berorientasi pada
peningkatan dan perlindungan anak sehat, bukan merupakan penyembuhan anak yang
jatuh sakit. Kebijakan tersebut ditekankan pada upaya promotif dan preventif
dengan tujuan melindungi dan meningkatkan kondisi anak yang sehat agar lebih
produktif dan inovatif sesuai dengan Undang Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, BAB V upaya kesehatan, pasal 7 ayat 1 dan 2.
Ayat (1); Kesehatan
anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ayat (2); Kesehatan anak dilakukan
melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita,
usia pra sekolah, dan usia sekolah.
Untuk mencapai tujuan di atas, hak – hak anak
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Anak berhak
mendapatkan perlindungan fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai
dengan lahir dann sesuai dengan perkembangan.
2. Anak
berhak untu dihargai bagaimanapun keberadaaannya secara fisik maupun mental.
3. Anak
berhak memperoleh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan anggota keluarganya
yang lain.
4. Anak
berhak memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuan keluarga atau
ketentuan dan kebijakan dari suatu lembaga yang ada.
5. Anak
berhak berkomunikasi dan mengemukakan pendapat atau alasan yang benar sesuai
dengan kemampuan dan tingkat usianya.
6. Anak
berhak memperoleh kesempatan bermain dan mengemukakan pendapat atau lasan yang
benar sesuai dengan kemampuan dan tingkat usianya.
7. Anak
berhak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, memperoleh gizi adekuat,
rekreasi, dan perawatan serta pengobatan bila membutuhkannya.
8. Anak
berhak menolak untuk dipekerjakan seperti orang dewasa dalam mencari nafkah.
9. Anak
berhak diperlukan dengan baik, sopan, dan terhindar dari tindakan kekejaman
atau eksplorasi.
10. Anak berhak
memperoleh perlindungan hukum apabila diperlukan dalam penyelesaian masalah
pidana maupun perdata yang dilakukan terhadap dirinya.
Masalah yang sering terjadi dalam pemenuhan hak
hak anak, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Kurangnya
pengetahuan orang tua, keluarga, dan masyarakat tentang hak – hak anak;
2. Adanya
tekanna ekonomi yang emnyebabkan orang tua mempekerjakan anak anaknya di bawah
umur.
3. Belum
memasyarakatnya peratuaran dan perlakuan hukum terhadap pelanggaran hak hak
anak.
4. Masih
minimnya sarana – sarana bermain tanpa biaya dan budaya informasi yang positif
terhadap perkembangan anak. ( Nila Ismani, 2001 )
2.5 Teknik
Komunikasi Pada Anak
Komunikasi pada anak merupakan bagian dalam
membangun kepercayaan diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin
rasa percaya, rasa kasih sayang, dan selanjutnya anak akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
Dalam keperawatan, istilah komunikasi sering digunakan pada aspek pemberian terrapin
pada klien, sehingga istilah komunikasi banyak dikaitkan dengan terapeutik atau
dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang menurut Stuart dan Sundeen tahun
1987 merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang
diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi
perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung
pada proses komunikasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkominasi dengan anak anak :
1. Melalui
orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama
dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari
secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang
sedang berada disampingnya. Selain itu dapat digunakan untuk mengomentari
tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta lainnya, dengan catatan tidak
langsung pada pokok pembahasan.
2. Bercerita
Melaui cara ini pesan akan
disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali
dengan bercerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan
yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melaui tulisan maupun gambar.
3. Menfasilitasi
Menfasilitasi anak adalah
bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap
pesan dapat diterima. Dalam memfalitasi kita harus mampu mengekspresikan
perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respon terhadap
pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.
4. Biblioterapi
Melaui pemberian buku atau
majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi
buku atau majalah yang sesuai dengan yang akan disampaikan kepada anak.
5. Pilihan
pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi
ini sangat penting dalam menentukan atau mengatahui perasaan dan pikiran anak,
dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan
negatif.
6. Penggunaan
skala
Penggunaan skala atau
peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaaan sakit pada anak seperti
penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain lain dengan menganjurka anak
untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui ini anak akan
mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya
banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara inin dapat
dilakukan apabila anaka sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
8. Menggambar
Seperti halnya menulis,
menggambarpun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan
jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan
mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya.
9. Bermain
Bermain alat efektif pada
anak dalam membantu berkomunikasi. Melalui ini hubungan interpersonal anatara
anak, perawat dan orang diskeitarnya dapat terjalin, dan pesan pesan dapat
disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda agar blog ini dapat lebih baik kedepannya...terimakasih banyak...